Jumat, 19 Juni 2009

Standarisasi sebuah Event Enduro/Adventure

Sebagai sebuah sharing dari pengalaman, baik adalam penyelenggaraan Grasstrack maupun Adventure, maka ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh penyelenggara kegiatan Adventure sepeda motor itu sendiri, diantaranya adalah:

1. LINTASAN
Lintasan seperti apa yang diharapkan ada pada kegiatan Motoadventure. Lintasan yang dimaksud disini bisa menjadi 2 (dua) aspek, yaitu panjang lintasan dan lebar lintasan. Panjang lintasan mungkin bervariasi tergantung dari lama waktu dan perkiraan peserta. One day trip, mungkin dirancang diantara kisaran 30 km, yang dibagi atas 3 bagian lintasan. Bagian pertama adalah lintasan setelah start. Lintasan ini adalah lintasan yang digunakan untuk memecah peserta. Oleh karena itu, lintasan ini bisa berupa lintasan aspal, batu dengan perkiraan panjang maksimal 7 km dengan lebar maksimal 5 m. Lintasan ini diharapkan dapat memecah peserta sehingga peserta tidak akan bertumpuk yang menyebabkan timbulnya kemacetan pada saat peserta memasuki jalur offroad (single line/track). Pemberian handicap atau halangan seperti beberapa batang pohon juga dapat menjadi salah satu alternatif untuk memecah peserta.
Lintasan kedua adalah lintasan Offroad, yang merupakan gabungan antara single track dan double track. Lintasan ini merupakan jalur offroad yang jelas akan diberikan kepada peserta.
Lintasan ketiga adalah lintasan sebelum finish. Sifatnya hampir sama dengan lintasan setelah start, akan tetapi lintasan sebelum finish adalah lintasan aspal yang merupakan lintasan untuk menurunkan emosi peserta sampai menuju garis finish.

Pembedaan lintasan ini diharapkan akan dapat membuat adanya penyeimbangan untuk menghindari terjadinya kemacetan sebagai akibat banyaknya peserta. Penyeimbangan ini juga dilakukan untuk memberikan kenyamanan kepada peserta selama melakukan kegiatan offroad sepeda motor.

2. KEAMANAN

Masalah keamanan kerap menjadi permasalahan dalam pelaksanaan kegiatan Adventure sepeda motor. Atas dasar hal tersebut, maka pada setiap event adventure sepeda motor mungkin sebaiknya didampingi oleh 2 (dua) buah mobil ambulans yang dibagi di 2 (dua) area sebagai unit evakuasi. Selain itu, untuk mendukung keamanan maka panitia pelaksana juga sebaiknya memberikan rambu-rambu yang sedikit banyak dapat menunjukkan wilayah-wilayah yang rawan kecelakaan. Sebuah contoh yang dilakukan pada event FIM 6 days enduro, malah mampu menunjukkan adanya pohon-pohon yang berdiri di tepi lintasan dan diperkirakan berbahaya bagi offroader dilapis dengan karung yang berisikan jerami untuk menghindari terjadinya kecelakaan fatal.

3. HANDICAP

Handicap yang seperti apa yang sebaiknya tersedia dalam sebuah kegiatan adventure sepeda motor. Sebagai sebuah upaya untuk tidak merusak hutan, maka handicap dapat berupa turunan tajam, tanjakan tajam maupun sungai atau lumpur. Selain itu jalur yang licin juga merupakan handicap lain yang harus tersedia. Handicap ini juga bisa ditambah dengan adanya batang pohon, akar yang menonjol serta batu yang akan mampu menggali kemampuan peserta dalam melakukan kegiatan adventure dengan sepeda motor.

4. JALUR EVAKUASI

Jalur evakuasi adalah jalur yang dapat dipergunakan baik untuk peserta maupun panitia untuk melakukan pertolongan atau juga pada saat terjadi kemacetan (khususnya pada lintasan single track). Jalur ini merupakan jalur tikus. Panitia pelaksana pada akhirnya juga diharuskan untuk membuka tutup jalur ini untuk menghindari adanya kemacetan yang berpotensi pada keterlambatan peserta memasuki finish.

5. MARSHALL

Marshall selama ini lebih sering dilakukan oleh masyarakat yang dilalui. Terlepas dari sebuah proses yang telah terbentuk dalam waktu yang relatif panjang, pelaksana juga harus menyediakan tenaga pengawas yang tugasnya mengawasi perilaku peserta serta penduduk untuk menjaga apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Sebagai contoh, kerap penduduk menyiramkan air ke lintasan untuk membuat lintasan menjadi licin dan berbahaya. Untuk menjaga agar tidak kelicinan lintasan tidak sampai pada taraf membahayakan, maka dibutuhkan pengawas yang berfungsi menahan keinginan penduduk tanpa menimbulkan konflik.

6. PELAKSANA LAPANGAN

Pelaksana lapangan harus terdiri dari sekurang-kurangnya LEADER (PIONEER), MEKANIK, SWEEPER. Masing-masing mempunyai tugas tersendiri dan diberi pakaian tersendiri untuk lebih mudah dikenali.

7. HADIAH

Perlukah sebuah hadiah? Pada akhirnya hadiah hanya merupakan sebuah fungsi pemasaran untuk menarik jumlah peserta. Tapi bagi offroader sejati, mungkin bukan hadiah yang dicari, akan tetapi kepuasan pada saat bisa menikmati dan menaklukkan jalur.

Mungkin ini sedikit upaya sharing, agar pelaksanaan Event Adventure Offroad bukan menjadi event yang membosankan yang pada akhirnya kerap macet, bahkan pada beberapa kasus menimbulkan ketidakpuasan bagi para peserta.

Jumat, 12 Juni 2009

Trail Adventure

Motocross dan Motoadventure

Sebagai awal maka yang harus diperjelas adalah perbedaan antara motoadventure dengan motocross yang ujungnya akan melihat korelasi antara aktivitas motoadventure dengan sebutan istilah balapan liar. Mengutip dari American Heritage Dictionary maka motocross atau yang biasa disingkat dengan MX adalah A cross-country motorcycle race over a closed course of rough terrain with steep hills and sharp curves. Also called scramble. Kata-kata penting yang harus digarisbawahi adalah over a closed course atau dapat diartikan sebagai sirkuit tertutup dan bukan di jalan raya apalagi di hutan maupun jalan desa. Lantar, apakah penggunaan istilah balapan liar itu tepat? Jelas tidak. Kegiatan motocross, termasuk di dalamnya adalah kegiatan grasstrack adalah kegiatan didalam sirkuit dan dilaksanakan dengan semangat kompetisi untuk menaklukkan lawan dan menjadi yang tercepat. Sebagai imbalan, maka pembalap diberikan kompensasi berupa hadiah dalam bentuk uang dan piala serta memperoleh angka yang dikumulasikan untuk menentukan seeded atau tingkatan pembalap secara keseluruhan.

Berbeda dengan motocross, maka motoadventure bukan dilaksanakan di sirkuit tertutup. Sebutan adventure dirasakan tepat, oleh karena penggiat kegiatan ini cenderung berpetualang dengan menggunakan sepeda motor trail (ataupun rubahan) melalui jalan setapak (jalan air, jalan desa maupun lainnya) dan dilakukan bukan sebagai kompetisi akan tetapi sebagai sebuah bentuk petualangan. Sebagai akibatnya, maka kegiatan motoadventure tidak akan memperoleh hadiah, paling banter dalam event-event tertentu adalah doorprize.

Bagaimana dengan kecepatan dalam melakukan kedua aktivitas diatas? Motocross yang dilakukan di sirkuit tertutup dengan semangat kompetisi dilakukan dengan kecepatan tinggi, oleh karena itu maka mesin untuk sepeda motor yang digunakan untuk kegiatan motocross juga didesain untuk dapat dipacu secepat mungkin, bahkan melompat tinggi karena dilengkapi dengan suspensi yang sesuai. Berbeda dengan kegiatan motoadventure, maka yang dibutuhkan adalah tenaga serta kendaraan yang tidak terlalu tinggi (kaki harus menapak) untuk dapat menjaga keseimbangan. Kecepatan pada sepeda motor untuk kegiatan adventure rata-rata tidak terlalu tinggi, karena pada umumnya menggunakan mesin standard pabrik dengan sedikit modifikasi.



Aktivitas Motoadventure

Kedua adalah mengenai aktivitas kegiatan motoadventure itu sendiri. Motoadventure jelas dilaksanakan dengan memanfaatkan lingkungan yang ada untuk dapat dijelajahi dengan kendaraan bermotor roda dua. Penggiat kegiatan motoadventure terdiri dari tua maupun muda dan kegiatan dilaksanakan untuk menaklukkan tantangan yang tersedia di jalur yang dilintasi dengan semangat kebersamaan, dan bukan semangat kompetisi.

Tantangan yang dihadapi adalah tantangan yang tersedia di jalur yang dilalui, seperti misalnya turunan atau tanjakan yang curam, jalan yang licin dan berlumpur, sungai, pepohonan baik yang besar maupun yang kecil yang terdapat disisi jalur dengan tidak merubah atau merusaknya. Untuk mendukung hal ini, maka para penggiat kegiatan motoadventure biasanya melaksanakan aktivitasnya dengan berkelompok serta melengkapi diri dengan beberapa peralatan standar untuk memperbaiki kerusakan kendaraan, menambal ban serta webbing untuk menarik kendaraan yang rusak.

Rupa jalur pada umumnya adalah jalan setapak yang memang sudah tersedia. Jalur berupa jalan setapak pada umumnya adalah jalur yang digunakan oleh masyarakat setempat untuk mencari kayu, sebagai jalan pintas menuju wilayah lain, jalur air maupun jalur menuju ke kebun atau lahan pertanian masyarakat. Pembukaan jalur baru diluar dari jalur yang sudah ada jarang bahkan tidak pernah dilakukan disebabkan keterbatasan peralatan dan faktor resiko atau bahaya yang mungkin terjadi. Jelas bahwa dengan cara ini, jalur yang relatif tetap dan tidak seimbang dengan meningkatnya penggemar kegiatan motoadventure maka tidak jarang pada musim penghujan, jalur jalan yang tersedia menjadi semakin dalam sebagai akibat penggerusan dari ban sepeda motor itu sendiri.

Sebagian besar offroader umumnya sudah memahami tehnik mengendarai kendaraan di lingkungan basah. Mengurangi kerusakan jalur dapat dilakukan dengan tidak memaksakan roda kendaraan berputar cepat pada saat kendaraan tidak dapat melaju yang disebabkan jalur yang licin. Bantuan tenaga manusia dengan mendorong kendaraan supaya maju pada putaran mesin yang rendah juga sudah diterapkan. Akan tetapi dengan semakin meningkatnya penggiat motoadventure, maka penerapan teknik diatas terkadang tidak dipahami sepenuhnya oleh sebagian kecil offroader yang kemudian akan memaksakan kendaraan yang ditungganginya untuk dipacu pada putaran tinggi dan menyebabkan kerusakan jalur.